Pencarian

Custom Search

Tuesday, February 24, 2015

GAYA KEPEMIMPINAN ALKITABIAH


Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini selain untuk menebus hukuman dosa manusia, adalah juga untuk mendemonstrasikan gaya kepemimpinan yang alkitabiah, yaitu gaya kepemimpinan yang sesuai dengan hati dan karakter Bapa. Gaya kepemimpnan Kristus sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan dunia, dan sudah teruji ribuan Tahun lamanya sebagai gaya kepemimpinan yang terbaik. Ada lima gaya kepemimpinan yang utama yang dapat kita lihat pada diri Tuhan Yesus yang seharusnya menjadi gaya kepemimpinan kita, baik di dunnia sekuler apalagi di gereja adalah sebagai berikut:

   1. DILANDASKAN PADA KASIH DAN BUKAN TANGAN BESI

  • Gaya kepemimpinan Tuhan Yesus didasarkan bukan pada "tangan besi" atau "kekuasaan" atau"kekerasan" namun pada kasih yang melihat apa yang terbaik bagi kepentingan semua orang yang dipimpinNya. Kepemimpinan gaya dunia mengandalkan kekuasaan jabatan dan dan dengan kekerasan menindas mereka yang lemah dan tak berdaya. "Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka." (Matius 20:25)
  • Ketika Petrus menghunus pedang untuk membela Tuhan Yesus saat penangkapannya, Tuhan Yesus tidak menjadi gembira dengan pembelaan Petrus, Ia malah menenangkan murid-muridnya agar tidak menggunakan pedang atau kekerasan. Ia malah menyembuhkan telinga hamba Imam Besar yang putus itu. "Ketika mereka yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka:'Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?' Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: 'Sudahlah itu.' Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya." (Lukas 22:49-51).
  • Melandaskan kepemimpinan kepada kasih bukan berarti tidak perlu peraturan atau semua aturan bisa dilanggar atas nama kasih atau pun kita tidak boleh berlaku dengan tegas. Kita daat melihat dengan jelas kasih Tuhan Yesus yang melebihi kasih orang-orang lain, misalnya ketika Ia menyembuhkan seseorang yang sakit kusta (Markus 1:41) atau ketika ia memberi makan 5000 orang. Namun demikian kita juga dapat melihat bahwa Tuhan Yesus sangat tegas di dalam menegakkan aturan, misalnya ketika Ia marah karena halaman Bait Allah digunakan untuk tempat berjual-beli.
Kepemimpinana yang didasarkan kepada kasih akan memperkuat ikatan antara pemimpin dan para pengikut atau bawahannya, hal ini pada gilirannya akan meningkatkan kesehatian dan kerjasama yang baik.

   2. TURUN DARI TAHTA DAN MAU AMBIL HANDUK UNTUK MELAYANI

Gaya kepemimpinan Tuhan Yesus yang sangat jauh bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan dunia adalah gaya kepemimpinan yang melayani. Pada umumnya gaya kepemimpinan dunia adalah minta diutamakan dan dilayani, namun Tuhan Yesus memperkenalkan gaya kepemimpinan yang melayani bak seorang hamba bahkan dikatakan rela memberikan nyawa. Seperti tertulis dalam Matius 20:26b-28: "Barang siapa inginmenjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Gaya kepemimpinan yang melayani ini adalah konsekuensi logis atas gaya kepemimpinan berdasarkan kasih dan gaya kepemimpinan yang memberikan teladan. Melayani di sini diartikan sebagai memberikan perhatian kepada kebutuhan orang-orangnya, baik dalam hal yang menyangkut pekerjaan maupun hal-hal kemanusiaan lainnya. Agar seorang pemimpin dapat melayani orang-orang yang menjadi bawahannya, dituntut suatu kerendahan hati yang sungguh-sungguh.
Jika seorang pemimpin memberikan teladan bagaimana ia menolong bawahannya untuk bekerja lebih baik, untuk maju, untuk memecahkan persoalan, dan lain sebagainya, maka percayalah bahwa semua bawahannya pasti akan menopang kepemimpinannya.

3. Kepemimpinan yang "Walk The Talk"

Ini adalah salah satu gaya kepemimpinan Tuhan Yesus yang mendatangka kharisma danwibawa yang luar biasa, yaitu "walk the talk". Tuhan Yesus melakukan apa yang Ia ajarkan. Tuhan Yesus tidak hanya bisa bicara, tetapi Ia membuktikan bahwa apa yang  Ia ajarkan sepenuhnya dapat dilakukan.


  • Melakukan sendiri apa yang telah dilakukan merupakan teladan yang memperkuat ajaran lisan Tuhan Yesus.
  • Teladan yang diberikan oleh pemimpin merupakan pendorong yang sangat kuat bagi para pengikutNya untuk melakukan hal yang sama.
  • Tindakan atau teladan yang nyata akan membumkam mulut-mulut yang menebarkan benih-benih negatif yang memecah belah. Orang-orang Yahudi yang tidak suka kepada Tuhan Yesus, tidak dapat berbuat apa-apa ketika Tuhan Yesus bertanya kesalahan apa yang telah Ia perbuat. "Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepadaKu. Siapakah diantara kamu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu?" (Yohanes 8:45-46)
Seorang pemimpin akan lebih dihargai dan dihormati bilamana ia memiliki "technical skill" di samping conceptual skill" dan "human skill". Artinya. ia juga mampu melakukan apa yang diperintahkan kepada bawahannya, sekalipun ia tidak perlu mengerjakannya. "Conceptual skill" berbicara soal kemampuan pemimpin memahami berbagai faktor di dalam lingkungan kerjanya yang akan menuntunnya di dalam pengambilan keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan maksimal organisasi. "Human skill" berbicara soal kemampuan seorang pemimpin untuk bekerja bersama-sama bawahannya beserta orang-orang lain dan mendorong kerja sama di dalam kelompok yang dipimpinnya. Sedangkan "technical skill" adalah kemampuan seorang pemimpin untuk menggunakan segala alat mekanik untuk pekerjaan tertentu, artinya ia mampu mengerjakan pekerjaan yang harus dikrjakan oleh bawahannya.

4. Mempunyai Misi Dan Visi Yang Jelas

Bila kita amati, Tuhan Yesus sebagai seorang pemimpin telah memiliki misi dan visi yang jelas dari sejak awal pelayananNya.

a. Misi

Misi adalah alasan keberadaan kita, misalnya mengapa kita diangkat menjadi seorang pemimpin? Apakah sebagai seorang pemimpin kita diharapkan menjadi seorang "trouble shooter" atau pemecah masalah, atau membawa persatuan. Misi Tuhan Yesus yang selalu Ia dengungkan sehubungan dengan kedatanganNya di dunia ini adalah menjadi Juruselamat bagi orang-orang yang berdosa. "Yesus mendengarkannya dan berkata: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang yang sakit." (Matius 9:12). "Akulah roti hidup yamg telah turun dari sorga. Jikalau seseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."(Yohanes 6:51)

b. Visi

Visi adalah target jangka pendek kita, misalnya akan menjadi apa atau apa yang akan kita capai dalam waktu 2-3 tahun mendatang? Sebagai seorang pemimpin, mungkin Anda mempunyai target penjualan yang harus dipenuhi, target jumlah jiwa yang dimenangkan. Yesus mempunyai visi yang jelas akan menjadi apa Dia nanti, yaitu akan mati disalibkan guna menggantikan hukuman manusia yang berdosa. "Jawab Yesus kepada mereka: Rombak bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."  (Yohanes 2:19). "Pada waktu Yesus dan murid-muridNya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: 'Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari yang ketiga Ia akan dibangkitkan. Maka hati murid-muridNya itu pun sedih sekali." (Matius 17:22-23).
Misi dan visi yang jelas akan sangat membantu seorang pemimpin agar ia dapat menyampaikannya dengan jelas pula kepada semua bawahannya. Dengan demikian semua bawahannya  dap[at melakukan tindakan yang tepat untuk mendukung tercapainya misi dan visi tersebut.

5. Team Building Dan Kaderisasi

Dari sejak awal Tuhan Yesus sudah mengerti kekuatan di dalam kerja sama kelompok dan juga pentingnya kaderisasi, itulah sebabnya Ia merekrut 12 orang murid-muridNya dan endidik mereka siang dan malam. Pendidikan yang diberikan oleh Tuhan Yesus tidak hanya berupa ajaran-ajaranNya yang bernialai tinggi, tetapi juga berupa teladan dan demonstrasi langsung dari ajaran yang diberikanNya. Tuahan Yesus memberikan pelatihan kepda  murid-muridNya untuk berkebang, serta memberikan apa yang mereka perlukan. "Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,...." (Markus 6:7). Tuhan Yesus mendorong mereka untuk terus berkembang bahkan berkembang melebihi apa yang pernah dilakukanNya. Ia tidak menjadi penghambat bagi murid-muridNya yang ingin maju dan tidak merasa tersaingi oleh pencapaian murid-muridNya. "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu,ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 14:12).
Selain kelima gaya atau karakteristik utama yang disebutkan di atas, tentu ada hal-hal lain yang patut kita catat dari gaya kepemimpinan Tuhan Yesus, misalnya tahu mengutamakan hal-hal yang penting, ada keadilan, ketegasan dalam bertindak dan lain sebagainya.
Sedemikian jauh apa yang terkait dengan gaya kepemimpinan Alkitabiah atau  yang sesuai dengan ajaran Alkitab dan yang pernah Tuhan Yesus ajarkan untuk kita teladani. Semoga bermanfaat.
Pemberitahuan!: Postingan ini di ambil dari Pelajaran khusus Renungan Harian Manna Sorgawi edisi Juni 2008!
Hosting Unlimited Indonesia