Pencarian

Custom Search

Tuesday, December 11, 2018

Agama Dan Kekristenan


Renungan ini merupakan kitipan dari renungan harian Manna Sorgawi yang pertama kali terbit pada Hari Sabtu, 16 Februari 2013. Semoga dapat memberikan pengetahuan yang baru mengenai Firman Tuhan yang akan semankin menguatkan kita dalam beriman.

Ayat Referensi Galatia 1:13-16
Yesus Mengajar para Murid


Renungan

Agama adalah sebuah ajaran tentang peraturan moralitas, etika, dan sistem kepercayaan. Dengan demikian , agama berusaha membuat manusia menjadi lebih dewasa di dalam beretika dan lebih rohani di dalam sistem kepercayaan yang dianut. Paulus adalah seorang pengikut agama Yahudi, yang tak bercacat celah dan fanatik di dalam menjalankan sistem kepercayaannya. Sampai suatu ketika, di tengah perjalanan menuju Damsyik, ia mengalami sebuah peristiwa yang membuka mata hatinya mengenai sebuah perbedaan, yang besar, antara menjadi seorang yang beragama dengan menjadi seorang pengikut Kristus. Perjumpaannya dengan sinar kemuliaan Yesus dan mujizat telah pencelikkan matanya telah membuat ia menyadari bahwa Kabar Baik mengenai Yesus lebih dari sekadar agama. Sebelumnya, ia hanya membangun sistem kepercayaannya di atas segala pengetahuan tentang hukum Taurat, di bawah asuhan guru besar yang bernama Gamaliel. Tetapi setelah itu, ia mendasarinya di atas sebuah perjumpaannya dengan Yesus. Agama menanamkan peraturan dan sistem yang memenuhi pikirannya, tetap kekristenan membawanya pada sebuah kehausan hati akan sebuah hubungan dengan Tuhan.
Yesus tidak datang ke dunia dengan membawa sistem keagamaan, melainkan sebuah hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sebagai Utusan Bapa, Ia memperkenalkan konsep baru mengenai hubungan tersebut seperti bapa dan anak, pokok anggur dan carangnya, mempelai laki-laki dan perempuan, tubuh dan anggota-anggotanya, tuan dan hamba, guru dan murid. Kesemuanya itu berbicara tentang jalinan hubungan yang erat. Demikianlah Yesus menginginkan kita untuk mendasari hidup kekristenan kita di atas sebuah hubungan denganNya, bukan hanya sekadar menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Jika hanya bmenjadikan Yesus sebagai sebuah pemahaman agama, maka kita sedang menjalankan kekristenan yang mati dengan segala rutinitas yang ada.  Yesus berkata kepada muridNya, "Mari ikutlah Aku!" Mereka pun meninggalkan segala rutinitas mereka untuk memasuki sebuah hubungan denganNya. Sehingga, di mana Yesus berada, di situ pulah para muridNya berada. Mereka memberi diri untuk melihat, mendengar dan berinteraksi denganNya setiap hari. Demikianlah mereka dikenal sebagai murid-muridNya.
Marikah kita bukan hanya terlihat sebagai orang yang beragama Kristen dengan rutinitas ibadah, tetapi lebih dari pada itu sebagai murid Tuhan. Bawalah orang-orang untuk melihat bahwa kita melatih mata untuk melihat kuasaNya, telinga untuk mendengar suaraNya, dan hati untuk memiliki Kristus. Ketiga hal tersebut akan membuka mata hati kita untuk melihat perbedaan antara penganut agama Kristen dengan pengikut Kristus. Marilah kita menjaga kedekatan dengaNya di dalam keseharian hidup kita. Yesus berkata, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." Inilah arti terpenting menjadi orang percaya.

Doa :

Tuhan Yesus, ajar kami bukan hanya sekadar melakukan rutinitas agamawi, tetapi menjalin hubungan yang dekat denganMu. Dalam nama Yesus kami mohon. Amin.

Kata-kata Bijak :

Esensi kekristenan bukan hanya melakukan rutinitas agamawi tetapi hubungan yang intim dengan Yesus.
Tuhan Yesus memberkati kita Semua. Amin.

Monday, December 10, 2018

Masih Ada Darah Yesus


Renungan ini merupakan kitipan dari renungan harian Manna Sorgawi yang pertama kali terbit pada Hari Selasa, 24 September 2013. Semoga dapat memberikan pengetahuan yang baru mengenai Firman Tuhan yang akan semankin menguatkan kita dalam beriman.

Ayat Referensi 1 Yohanes 1:5-10


Renungan

Pada sebuah pensil, terutama pensil jaman dahulu, biasanya tersedia penghapus, yang dilekatkan pada ujung pensil tersebut. Pada jaman sekarang, kebanyakan pensil tidak memiliki penghapus di ujungnya, tetapi tersedia penghapus pensil yang dijual secara terpisah. Fungsi penghapus tersebut adalah untuk menghapus tulisan salah ketika sedang menulis. Demikian juga dengan al;at tulis seperti komputer, di dalam keyboardnya pasti tersedia alat penghapus, yang disebut dengan blackspace. Sama seperti penghapus pensil, fungsi blackspace ini adalah untuk menghapus tulisan yang salah ketika sedang mengetik di komputer. Mengapa harus disediakan penghapus untuk pensil atau blackspase untuk komputer? Alasannya adalah karena pembuat pensi atau komputer tahu bahwa ketika seseorang menggunakan pensil atau kommputernya, maka akan ada kesalahan menulis atau mengetik., sebab tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, ketika orang salah tulis atau salah ketik, ia tidak perlu membuang semua yang telah ia tulis atau ia ketik, tetapi cukup menghapus yang salah, lalu melanjutkan tulisan atau ketikannya. Jika ia salah tulis atau salah ketik lagi, ia kembali menghapus dengan penghapus atau dengan blackspace yang telah disediakan. Demikian seterusnya. Dengan demikian tentu saja kehadiran penghapus atau blackspace sangat membantu pekerjaan kita dalam menulis atau mengetik. Pekerjaan kita dipermudah. Namun, apakah ada orang yang dengan sengaja salah dalam menulis atau mengetik dengan alasan bahwa masih ada penghapus atau blackspace? Tentu saja tidak! Jika itu kita lakukan maka kita hanya membuang-buang waktu dan tenaga serta tidak akan pernah menyelesaikan apa yang kita tulis. Dan hanya orang bodohlah yang akan melakukan hal semacam itu.
Demikian juga halnya dengan kehidupan kekristenan kita. Jika kita menganalogikakan tindakan menulis atau mengetik dengan menjalani hidup kekristenan, maka ,penghapus atau blackspace adalah darah Yesus. Darah Yesus itulah yang menghapus segala dosa dan kesalahan kita ketika kita "salash tulis atau salah ketik" ddalam perjalanan iman kita. Tuhan menyediakan darah Yesus bagi orang percaya, karena Dia tahu bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna. Tuhan tahu bahwa selama kita hidup di dunia ini, kita bisa saja jatuh dalam dosa. Itulah sebabnya Dia menyediakan "penghapus" bagi kita, yakni darah Yesus.
Namun, darah Yesus itu akan efektif menghapus dosa kita hanya jika kita mengakui dosa tersebut di hadapan Tuhan serta meminta ampun kepadaNya. Dan tentu saja darahNya tersedia bukan agar kita dengan sengaja berbuat dosa. Kita tidak boleh berpikir bahwa kita tidak apa-apa berbuat dosa karena toh masih ada darah Yesus yang akan menghapusnya! Orang yang berpikir seperti itu adalah orang bodoh yang tidak akan pernah maju di dalam pertumbuhan rohaninya, bahkan termasuk orang yang akan dihukum oleh Tuhan.

Doa :

Bapa Sorgawi, kami bersyukur karena darah Yesus selalu tersedia untuk menghapus dosa kami. Ajar kami untuk tidak menyalahgunakannya. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Kata-kata Bijak :

Darah Yesus tersedia bukan agar kita sengaja berbuat dosa, tetapi agar kita dipermudah menjalani hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati kita Semua. Amin.

Saturday, December 8, 2018

3D : Jenis Kontribusi Dalam Misi


Renungan ini merupakan kitipan dari renungan harian Manna Sorgawi yang pertama kali terbit pada Hari Senin, 30 September 2013. Semoga dapat memberikan pengetahuan yang baru mengenai Firman Tuhan yang akan semankin menguatkan kita dalam beriman.

Ayat Referensi Matius 24:14

Renungan

Nicholaus Ludwig von Zinzendorf adalah pemimpin Herrnhut atau kaum Moravia, suatu golongan pietis di gereja Lutheran Jerman. Kelak mereka meberi andil bagi pertobatanJohn Wesley, seorang penginjil dan tokoh kebangunan rohani Inggris. Kaum Moravia adalah penginjil yang bersemangat, yabg di utus keseluruh dunia. Sebelum Zinzendorf meninggal pada tahun 1760, ia telah mengutus 200 orang misionaris ke luar negeri, walau dengan dana yang sangat minim. Namun mereka selalu di dukung oleh jemaatnya.
Dari kominitas Moravia ini, kita bisa melihat adanya tiga hal yang berkaitan ddengan pemberitaan Kabar Baik, yakni: tenaga misi, bantuan dana, dan doa jemaat. Dalam dunia misi hal ini dekenal dengan istilah 3D, yakni daya, dana dan doa. Memang ketiga hal ini sama-sama dibutuhkan dalam proses pemberitaan Kabar Baik, sebagaimana dapat kita lihat di Alkitab. Tiga D inia adalah bentuk kontribusi setiap orang percaya dalam pelayanan misi.

Pertama, Daya.

Jemaat Antiokhia mengutus Rasul Paulus dan Barnabas sebagai utusan Injil yang pertama kepada bangsa-bangsa ( Kisah Para Rasul 13: 1-3). Lewat mereka banyak gereja didirikan di berbagai kota. Paulus dan Barnabas memberi diri mereka sebagai tenaga misi yang diutus oleh Jemaat Antiokhia. Kita juga bisa memberi diri sebagai tenaga misi, sebagai pelayan Tuhan yang bergabung dalam tim misi ke berbagai wilayah di seluruh dunia ini. Inilah bentuk pertama dari kontribusi kita dalam dunia misi.

Kedua, Dana.

Dalam perjalanan misi jelas dibutuhkan dana. Dana ini untuk keperluan operasional misi dan kebutuhan-kebutuhan para pelayan misi. Jemaat harus mendukungnya terutama melalui persembahan di gereja. Rasul Paulus biasanya mendapatkan bantuan dana dari berbagai jemaat yang dilayaninya, misalnya jemaat di Filipi ( Filipi 4:14-18). Kita juga harus memberi kontribusi dalam hal dana. Di setiap gereja biasanya ada dana misi, ataupersembahan lain yang sebagian dialoksikan gereja untuk dana misi. Jika kita tidak bisa menyumbang tenaga dalam misi, maka kita bisa berkontribusi dalam menyumbang dana.

Ketiga, Doa.

Para tenaga misi sangat perlu untuk kita doakan, sebab mereka butuh tuntunan dan penyertaan Tuhan untuk memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang dari berbagai latar belakang. Selain itu, mereka juga membutuhkan perlindungan Tuhan secara ekstra, sebab mereka akan menjadi sasaran iblis dan kuasa-kuasa gelap yang tidak ingin Kerajaan Sorga diperluas dengan memenangkan jiwa-jiwa. Dalam pemberitaan Kabar Naik, Rasul Paulus selalu meminta dukungan doa dari jemaat yang dilayaninya (Kolose 4: 3-4).
Dalam bacaan nast kita saat ini disebutkan bahwa salah satu tanda kedatangan Kristus kedua kali adalah jika Kabar Baik telah disampaikan kepada segala bangsa. Tentu hal ini bisa terwujud bilamana semua orang percaya bisa berkontribusi dalam hal daya, dana dan doa.

Doa:

Bapa Sorgawi, ajar kami untuk berkontribusi bagi pemberitaan Kabar BaikMu di seluruh dunia ini, melalui apa yang bisa kami berikan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Kata-kata Bijak:

Kabar Baik kepada segala bangsa bisa disampaikan hanya jika orang percaya berkotribusi dalam daya, dana dan doa.
Tuhan memberkati kita Semua. Amin.

Thursday, December 6, 2018

Janganlah Susah Hatimu!


Renungan ini merupakan kitipan dari renungan harian Manna Sorgawi yang pertama kali terbit pada Hari Minggu, 17 Februari 2013. Semoga dapat memberikan pengetahuan yang baru mengenai Firman Tuhan yang akan semankin menguatkan kita dalam beriman.

Ayat Referensi Filipi 4:6-7
James Cash Penney

Renungan

Ada seorang pemuda yang berasal dari kelurga miskin. Ayahnya adalah seorang pendeta tanpa gaji yang melayani di pedesaan, yang membiayai hidup keluarganya dengan cara bertani. Suatu kali, ayahnya berpesan kepada pemuda itu, " Nak, sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Jika engkau mengikuti hukum ini, engkau akan menjalani kehidupan yang luar biasa bagi Tuhan dan Tuhan akan menjaga engkau." Pesan ayahnya itu sungguh meninggalkan kesan yang mendalam dan itub menjadi prinsip hidupnya. Pada awalnya, pemuda itu bercita-cita untuk menjadi seorang pengacara. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, maka ia pun mengurungkan niatnya tersebut. Di samping itu, ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya sedang bergumul dengan penyakit tuberkolosis (TBC). Suatu kali, ayahnya meminta temannya untuk mempekerjakan anaknya di toko penjualan barang-barang kering. Ternyata pemuda itu memiliki cara kerja yang baik, sehingga bosnya sangat menyukainya. Namun, perjalan hidup pemuda itu tidak mulus. Penyakit yang diderita ayahnya telah merenggut nyawa ayahnya dan ia sendiri telah tertular penyakit ayahnya tersebut. Dokter pun menyarankanya untuk pindah tempat ke daerah yang memiliki iklim lebih kering. Itulah sebabnya ia merantau. Di perantauan, ia pun menjadi orang yang berhasil. Ia bisa mengumpulkan cukup modal untuk memulai usaha sendiri. Dalam usaha membangun bisnisnya, beberapa kali ia mengalami kegagalan. Tetapi, serangkaian kegagalan itulah yang justru membawanya menjadi orang yang berhasil. Pada akhirnya ia dan para manajernya  memiliki seribu toko yang tersebar di seluruh kota di Amerika. Pemuda tersebut tak lain adalah J. C. Penney.
Di tahun 1929, terjadi "Great Depression" atau keterpurukan pasar modal yang melanda Amerika. Keadaan itu cukup membuat Penney terpukul. Ia harus melepaskan semua karyawannya. Kehidupan keluarganya juga berantakan. Ia lupa pesan ayahnya bahwa Tuahn yang menjaganya. Hatinya diliputi kekuatiran sehingga ia mengalami depresi berat. Suatu kali, ia bangun agak pagi dan pergi berjalan-jalan. Dalam kegelisaannya itu, tiba-tiba ia mendengar sebua lagu yang sering ia dengar di waktu kecilnya. Sepenggal lirik Lagu itu berbunyi, " Tdak kira apa yang melanda, jangan bersedih. Tuhan akan memelihara engkau. Segala yang engkau perlukan, tuhan sediakan. Tuhan akan memelihara engkau." Penney pun mengikuti suara nyanyian itu. Ternyata suara itu berasal dari sekelompok orang yang  berdoa di kapel. Itu titik balik di mana Penney menjadi orang yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Ia kembali melanjutkan hidupnya dengan tidak khawatir lagi.
Kedamaian hanya ada di dalam Tuhan. Apapun situasi yang menerpa hidup kita, janganlah hendaknya itu membuat damai sejahtera dan kepercayaan kita kepada-Nya menjadi memudar.

Doa :

Tuahan Yesus sumber damai sejahtera, kiranya hatiku senantiasa diliputi dengan kedamaian dariMu, apapun keadaan yang menerpaku. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.

Kata- kata bijak

Sesusah apapun kehidupan, Janganlah bersusah hati, karena Tuhan yang memelihara kita.

Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Wednesday, December 5, 2018

JIKA WAKTU BISA KEMBALI


Renungan ini merupakan kitipan dari renungan harian Manna Sorgawi yang pertama kali terbit pada Hari Minggu, 24 Februari 2013. Semoga dapat memberikan pengetahuan yang baru mengenai Firman Tuhan yang akan semankin menguatkan kita dalam beriman.

Ayat Referensi Efesus 6:1-3

Renungan

Leny terlahir sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Sejak kecil ia selalu diperlakukan manja oleh kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Saat itu Leny masih kelas 5 SD. Ketika pulang sekolah, ia mendapati ayahnya sudah tidak bisa berbicara lagi . "Apa yang terjadi? Ayah kenapa Kak?" Tanya Leny kepada kakaknya. " Tadi Ayah terpeleset saat di ladang dan sekarang tidak bisa berjalan lagi. Kata dokter , Ayah terkena stroke dan lumpuh," jawab kakaknya. Leny langsung memeluk ayahnya yang hanya bisa menangis tanpa mengatakan apapun. Sejak saat itu, setiap hari pulang sekolah, ia menyuapi ayahnya. Ia juga mencukur kumis dan membersihkan kuku ayahnya. Tetapi, perhatian dan kasih sayang itu lama kelamaan mulai hilang. Ia tiddak lagi menyuapi ayahnya, bahkan untuk bercerita saja sudah tidak pernah lagi. Leny selalu menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman-teman sebayanya tanpa peduli kepada ayahnya. Setelah tammat SMA , ia melanjutkan kuliah ke luar kota. Hubungan mereka semakin jauh, bahkan tidak pernah berbincang-bincang lewat telepon karena ayahnya tidak dapat mendengar dan berbicara dengan baik. Pagi itu, sebelum berangkat kuliah, ia menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. "Hallo," Leny menjawab teleponnya. " Hallo Leny, ini kakak, segeralah pulang karena Ayah sudah tiada." Ia segera pulang ke rumah dan mendapati tubuh ayahnya yang sudah terbujur kaku dalam peti. Leny teringat waktu liburan tahun lalu saat terakhir bertemu, ayahnya memintanya untuk memotong kukunya, tetapi ia menolak dengan alasan ingin segera pergi jalan-jalan bersama teman-temannya. Ia merenungkan kembali hubungannya dengan ayahnya selama ini, sudah lama sekali ia tidak membersihkan kuku ataupun mencukur kumis ayahnya, seperti yang ia lakukan dulu sewaktu masih kecil. Selama dua belas tahun lamanyan ayahnya menderita lumpuh, hanya sedikit perhatian yang ia berikan, bahkan sering kali ia membentak ayahnya ketika menjatuhkan makanan di atas tempat tidur. Ia juga selalu memarahi ayahnya bila mengompol. Sekarang ayahnya telah dipanggil Tuhan, hanya penyesalan yang tersisa. Ia menangis tersedu-sedu di depan jenazah ayahnya, mohon maaf atas semua kelakuannya selama ini, bahkan ia meminta Tuhan mengembalikan ayahnya supaya dapat memperbaiki semua kesalahannya, tetapi semuanya sudah terlambat.
Tuhan memerintahkan agar kita menghormati orang tua kita dan memperlakukan mereka dengan penuh kasih. Sikap yang tidak hormat kepada orang tua adalah bentuk perlawanan kita kepada perintah Tuhan. Sebagai orang percaya, kita wajib mematuhi firman Tuhan. Oleh sebab itu tunjukkanlah kasih sayang kita kepada mereka selama kesempatan itu masih ada sehingga tidak ada penyesalan pada akhirnya. Marilah kita memperbaiki setiap kesalahan kita selama ini supaya suasana Kerajaan Sorga bisa kita rasakan di keluarga kita dan hidup kita dapat menjadi teladan bagi sesama.

Doa

Tuhan , ajar aku untuk menghormati dan mengasihi dan mengasihi orang tuaku seperti yang Engkau perintahkan. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin

Kata-kata Bijak 

"Sayangilah orang tuamu selama mereka masih ada di dunia ini supaya jangan menyisahkan penyesalan di hidupmu."

Tuhan memberkati Kita semua. Amin.

Sunday, October 2, 2016

Video Lagu Rohani Brenda : Inilah hidupku + Lirik

Download Lagu Rohani Kristen Brenda : Inilah Hidupku :

Nonton Di Youtube:



Lirik :


Kurindukan kediaman Mu Bawaku lebih dekat Selalu dihati Mu Kupercaya penuh pada Mu Inilah hidupku Bukan dengan hanya melihat Namun dengan percaya Ku ada karena Mu Kuberikan seluruh hidupku Hanya kepada Mu Ini aku Tuhan bejana Mu Ajarku setia sturut kehendak MU Ini aku Tuhan bentuklah hidupku Ajarku mengenal seluruh rencana Mu Dalam hidupku

Terimakasih Tuhan Yesus Memberkati !

Download Lagu Rohani Giselle Idol : Hatimu Ada Bagiku

Download Lagu Rohani Kristen Giselle Idol Hatimu Ada Bagiku :


Download:

Video Klip

Mp3

Hosting Unlimited Indonesia