Pencarian

Custom Search

Saturday, August 29, 2015

GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERTENTANGAN DENGAN ALKITAB

Sumber: Renungan Harian Manna Sorgawi
Pada Artikel sebelumnya yaitu mengenai Gaya Kepemimpinan Alkitabiah, kita telah mempelajari beberapa gaya kepemimpinan yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus. Sekarang kita akan membahas mengenai kebalikan dari hal itu yaitu Gaya kepemimpinan yang bertentangan dengan Alkitab. Berikut ulasannya:
Dalam dunia di Zaman sekarang ini telah terjadi krisis di dalam kepemimpinan, termasuk kepemimpinan di dalam gereja Tuhan. Ada empat kesalahan yang umumnya terjadi di dalam kepemimpinan seseorang. Kesalahan tersebut menjadi gaya kepemimpinan yang bertentangan dengan Alkitab, yaitu sebagai berikut:

Menjadi Penguasa dan Bukan Pemimpin

Kebanyakan para pemimpin yang memegang tampuk pimpinan terjebak untuk menjadi Penguasa dan bukan pemimpin yang melayani. Mereka menjadi penguasa, artinya mereka menjadi eksklusif dan tidak lagi membina komunikasi yang harmonis dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka menjadi Penguasa, artinya mereka menjalankan kepemimpinan mereka dengan keras, dengan tangan besi, ancaman, kata-kata yang kasar dan tidak memperhatikan hak dan kepentingan orang-orang lain. Mereka menjadi penguasa, artinya mereka minta dilayani dan memanfaatkan semua yang ada di sekitarnya untuk kenyamanan dirinya sendiri. "Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu yang ada di sorga dan Ia tidak memandang muka." (Efesus 6:9). "Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang memberi laba yang tidak mahal, memperpanjang umurnya." (Amsal 28:16).
Pemimpin yang memimpin dengan gaya seorang penguasa yang seenaknya, yang mau menang sendiri, yang menggunakan ancaman dan kata-kata yang kasar , yang selalu mau diutamakan - hanya akan menciptakan rasa tidak simpati dari bawahan atau jemaatnya. Mereka taat hanya karena terpaksa dan sewaktu-waktu akan muncul dalam berbagai wujud, seperti: kemalasan atau ogah-ogahan dalam bekerja, mengurangi mutu pekerjaan dan lain sebagainya.

Menjadi Manajer dan Bukan Pemimpin

Seorang pemimpin harus dibedakan dengan seorang manajer. Tugas seorang pemimpin jauh lebih luas dari tugas seorang manajer yang lebih ke arah mengatur dan mengarahkan tugas hari demi hari. Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang lebih luas karena dituntut untuk dapat menjelaskan misi dan menjabarkan visi ke depan berupa sasaran-sasaran yang akan dicapai beserta strategi untuk mencapainya, memberikan motivasi dan menerapkan nilai-nilai yang akan diberlakukan di dalam suatu kelompok tertentu. Jika seorang pemimpin hanya berlaku seperti seorang manajer, maka dapat dipastikan organisasi yang dipimpinnya hanya berjalan di tempat sementara organisasi lain melaju jauh ke depan. Organisasi yang hanya berjalan di tempat, sebenarnya adalah organisasi yang mundur jika dipandang dari sudut organisasi lain yang maju pesat. Penetapan misi, visi, strategi dan nilai-nilai menjadi tugas seorang pemimpin yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. "Jikalau tidak ada pimpinan (yang bijak, Contemporary English Version), jatulah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." (Amsal 11:14).

Mementingkan Kepentingan Sendiri dan Bukan Kepentingan Kelompok atau Organisasi

Salah satu penyebab masih terpuruknya bangsa Indonesia hingga kini adalah karena masing-masing pemimpin bangsa ini hanya memikirkan kepentingannya masing-masing dan tidak memikirkan kepentingan kelompok atau orang banyak. Mereka tidak segan-segan melanggar peraturan, korupsi, menindas atau menyingkirkan orang-orang yang tidak sehaluan dengan mereka.
Demikian juga yang terjadi pada kepemimpinan di dalam dunia kerja dan gereja Tuhan, tidak sedikit kita temui pemimpin-pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Mereka tidak lagi memikirkan panggilan mereka sebagai seorang pemimpin yang harus membawa kelompok atau organisasinya dan semua orang yang berada di dalamnya untuk lebih maju ke depan, namun mereka sibuk memikirkan kenyamanan dan kepentingan diri dan keluarganya sendiri.
Benih kehancuran segara tertabur dan bertumbuh subur menumbuhkan perpecahan manakala seorang pemimpin hanya mementingkan dirinya sendiri. Mementingkan diri sendiri berlawanan dengan kasih yang diajarkan Tuhan Yesus. "Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak Pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain." (1 Korintus 13:5).

Mengabaikan atau Menghalangi Kaderisasi

Kesalahan keempat yang menyolok dari para pemimpin saat ini adalah mengabaikan atau menghalangi kaderisasi. Para pemimpin mengabaikan kaderisasi karena mereka ingin berkuasa selamanya dan tidak mau menerima kenyataan bahwa segala sesuatu di dunia ini pasti akan berakhir. Mereka ingin berkuasa selamanya karena tidak ingin kehilangan kenyamanan yang selama ini telah dinikmatinya sebagai seorang pemimpin. Mereka lupa bahwa sebagai seorang pemimpin, ada tugas mulia yang berada di pundak mereka, yaitu membawa orang-orang yang berada fi bawah pimpinannya ke dalam taraf yang lebih maju lagi.
Tidak jarang para pemimpin malah menghalangi terjadi kaderisasi. Yang mereka persiapkan sebagai penerus mereka adalah orang-orang yang dapat mengamankan posisi mereka setelah mereka tidak lagi menjabat sebagai pimpinan. Mereka gagal dalam mempersiapkan pemimpin yang akan meneruskan misi dan visi organisasi. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang seperti Yesus yang mempersiapkan kedua belas rasul dan seperti Paulus yang mempersiapkan Timotius dan Titus.
Jika saat ini Anda dikaruniai Tuhan Jabatan sebagai seorang pemimpin, gunakanlah sebaik-baiknya waktu dan kesempatan yang ada untuk melakukan tugas dan tanggung jawab Anda sebagai seorang pemimpin, jangan hanya memikirkan kepentingan  diri sendiri, pikirkanlah kepentingan yang lebih besar dan mulia. Janganlah menekan dan menghambat orang lain namun kembangkanlah orang-orang untuk menjadi penerusmu sebagai pemimpin. Tuhan Memberkati.
Sekianlah beberapa pengetahuan tentang kepemimpinan yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Semoga bermanfaat. Syalom. Terimakasih.

Pemberitahuan!: Postingan ini di ambil dari Pelajaran khusus Renungan Harian Manna Sorgawi edisi Juni 2008!
Hosting Unlimited Indonesia